Dante Alighieri dalam karya epiknya Inferno tampil sebagai karakter utama sekaligus narator. Pria berusia pertengahan tiga puluhan ini menggambarkan dirinya sebagai seorang penyair yang tersesat dalam kegelapan spiritual. Perjalanan Dante dimulai di hutan gelap yang melambangkan kehilangan arah hidupnya. Ia menghadapi tantangan moral dan emosional saat menjelajahi neraka. Karakter Dante mencerminkan manusia biasa yang bergumul dengan dosa dan pencarian makna hidup.
Dante digambarkan sebagai sosok yang penuh rasa ingin tahu namun rentan. Ia sering merasa takut saat menyaksikan penderitaan jiwa-jiwa di neraka. Ketakutannya terlihat jelas ketika ia bertemu binatang buas di awal perjalanan. Virgil sang penyair Romawi menjadi pemandunya yang memberikan keberanian dan kebijaksanaan. Dante belajar dari setiap lingkaran neraka yang dikunjunginya. Pengalamannya membentuk pemahaman mendalam tentang dosa dan konsekuensinya.
Sifat kemanusiaan Dante terlihat dari rasa empati yang kuat. Ia menangis saat mendengar kisah penderitaan Francesca da Rimini di lingkaran kedua. Empati ini menunjukkan kepekaan moralnya meski ia tetap teguh menjalani perjalanan. Dante juga menunjukkan perkembangan karakter. Ia berubah dari sosok yang ragu menjadi lebih berani saat mendekati pusat neraka. Pertemuan dengan tokoh-tokoh seperti Ulysses dan Count Ugolino memperkaya wawasannya tentang sifat manusia.
Karakter Dante juga mencerminkan peran sebagai penyair dan pengamat. Ia mencatat detail neraka dengan penuh perhatian. Gaya penuturannya puitis namun lugas sehingga pembaca dapat merasakan intensitas perjalanannya. Dante tidak hanya menjelajahi neraka sebagai individu tetapi juga sebagai representasi umat manusia. Perjalanannya melambangkan pencarian penebusan dan kebenaran spiritual. Inferno menampilkan Dante sebagai tokoh yang kompleks dengan kelemahan dan kekuatan. Perkembangan karakternya menginspirasi pembaca untuk merenungkan moralitas dan tujuan hidup.