Menurut para ulama’ islam,. mimpi manusia itu terbagi menjadi 3 yaitu mimpi yang benar, mimpi buruk dan mimpi bunga tidur yang terbawa saat sebelum ia tidur. Dan hal ini berdasarkan suatu riwayat shohih dari Imam Muslim ,disebutkan bahwa Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

الرؤيا ثلاثة : فالرؤيا الصالحة بشرى من الله، ورؤيا تحزين من الشيطان، ورؤيا مما يحدث المرء نفسه، فإن رأى أحدكم ما يكره فليقم فليصل ولا يحدث بها الناس

“Mimpi itu ada 3 jenis, mimpi baik bentuk kabar gembira dari Allah, mimpi yang menyedihkan dari Syetan dan mimpi igauan diri sendiri. Jika sesorang bermimpi yang tidak ia senangi maka hendaklah ia berdoa atau sholat dan janganlah menceritakannya kepada manusia.” (HR Muslim)

Termasuk diantara hal yang paling banyak dijumpai oleh orang yang bermimpi adalah melihat orang yang meninggal dunia. Atau melihat dirinya sendiri seolah-olah meninggal dunia.

Dan para ulama’ salaf dan khalaf telah membahas kaedah dan beberapa hal tentang mimpi ini. Berikut kami nukilkan pendapat para ulama’ dalam menafsirkan mimpi. Terutama pandangan tafsir mimpi dari tabiin Ibnu Sirin dan ulama’ khalaf Ibnu Qutaibah rahimahumallah[1].

Mimpi Meninggal Dunia

Menurut Ibnu Sirin rahimahullah, barangsiapa yang mimpi meninggal bukan disebabkan sakit dan hal lain yang normalnya menyebabkan mati, berarti umurnya masih panjang. Namun siapa yang melihat seolah dia belum akan mati berarti ajalnya dekat. Jika orang yang bermimpi itu menyangka bahwa ia tidak mati selamanya, maka ia akan meninggal dalam jihad fisabilillah.

Hal ini sesuai dengan firman Allah ta’ala dalam surat Al Baqarah 54

وَلَا تَقُولُوا۟ لِمَن يُقْتَلُ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتٌۢ ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ وَلَٰكِن لَّا تَشْعُرُونَ

“Janganlah kalian katakan bahwa orang yang meninggal di jalan Allah itu mati, tapi bahkan mereka itu sebenarnya hidup namun kalian tidak menyadari hal itu.” (QS Al Baqarah 54)

Barangsiapa yang mimpi meninggal kemudian hidup lagi atau mimpi mati suri, maka berarti ia memiliki dosa dan kemudian ia bertaubat dari dosa itu. Hal ini didasarkan firman Allah ta’ala dalam surat Al Mukmin ayat 11.

قَالُوا۟ رَبَّنَآ أَمَتَّنَا ٱثْنَتَيْنِ وَأَحْيَيْتَنَا ٱثْنَتَيْنِ فَٱعْتَرَفْنَا بِذُنُوبِنَا فَهَلْ إِلَىٰ خُرُوجٍ مِّن سَبِيلٍ

“Mereka berkata ya Robb, Engkau telah mematikan kami dua kali dan menghidupkan kami dua kali maka kami tahu dosa-dosa kami. Maka adakah jalan (taubat) keluar (dari neraka)?”

Meurut Ibnu Qutaibah rahimahullah, barangsiapa yang bermimpi melihat dirinya telah mati, disertai isakan tangis, memandikan mayat maka hal itu berarti kerusakan pada agama. Hal ini sesuai dengan firman Allah ta’ala dalam surat Al An’am 122

أَوَمَن كَانَ مَيْتًا فَأَحْيَيْنَٰهُ

“Orang yang sudah mati kemudian Kami hidupkan dia… ” (QS AL An’am 122)

Maksudnya yaitu orang kafir tersesat lalu Kami (Allah ta’ala) memberikan kehidupan berupa hidayah kepadanya.

Jika ia bermimpi melihat dirinya diusung di atas kasur oleh banyak orang, ia akan mendapatkan kekuasaan yang dibayar dengan kerusakan pada agamanya; dengan kekuasaannya ia dapat menguasai banyak orang dan menindas mereka. Jumlah pengikutnya sesuai dengan jumlah orang yang mengiringi jenazahnya.

Jika ia mimpi meninggal dunia tetapi tidak disertai dengan suasana berkabung dalam kematiannya itu, berarti rumahnya akan runtuh atau suatu bagian rumahnya yang akan rusak.

Jika ia bermimpi menjadi mayat dan berada di tengah orang yang sudah mati, itu berarti ia akan bepergian menempuh jarak yang jauh (safar) atau bentuk dari rusaknya agama.

Siapa yang dalam mimpinya melihat orang meninggal dunia lalu ia mengabarkan kepadanya bahwa ia akan hidup, maka itu menunjukkan keadaannya yang semakin bertambah baik. Allah ta’ala berfirman dalam surat Ali Imran 169.

وَلَا تَحْسَبَنَّ ٱلَّذِينَ قُتِلُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ أَمْوَٰتًۢا ۚ بَلْ أَحْيَآءٌ عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ

“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan mereka itu hidup disisi Rabbnya dengan mendapat rezeki.” (Ali Imran 169)

Apabila ia bermimpi melihat orang yang masih hidup menggali kuburnya untuk persiapan dirinya meninggal sendiri, maka ia akan membangun rumah di suatu tempat tersebut dan mati di tempat itu (terdekat dari wilayah itu).

Menurut Ibnu Sirin, bahwa orang yang (baru saja) menikah kemudian ia bermimpi mati maka hal itu bisa menjadi tanda dia akan bercerai. Hal ini diqiyaskan dengan terjadinya kematian yang menyebabkan suatu perpisahan dari orang terdekat.

Mimpi Dipenjara

Dalam suatu riwayat dikisahkan bahwa Nabi Yusuf pernah menulis di pintu penjara yang berbunyi, ini merupakan tempat-tempat cobaan, kuburan orang hidup, ujian orang yang jujur dan kesenangan musuh diatas penderitaan orang.

Jika seseorang bermimpi dirinya dipenjara di suatu tempat dan teman sepenjaranya tidak dikenali atau tidak diketahui maka berarti ia akan dikubur. Jika tempatnya diketahui, itu berarti kegelisahan yang akan menimpanya.

Jika seseorang bermimpi melihat dirinya dikubur hidup-hidup, itu berarti penjara dan tekanan yang akan menimpanya.

Mimpi Melihat atau Bertemu Orang Meninggal Dunia

Atha’ bin Khabab menceritakan bahwa secara umum Muhammad bin Sirin lebih menyukai arti mimpi seorang yang mengambil sesuatu dari orang mati daripada memberi sesuatu kepada orang yang meninggal dunia.

Beliau rahimahullah berkata, “Jika orang yang meninggal dunia mengambil sesuatu darimu, maka (sesuatu yang diambil) itu adalah sesuatu yang mati.”

Barangsiapa yang bermimpi melihat orang yang sudah meninggal memeluknya dan bergaul dengannya itu berarti si pemimpi akan panjang hidupnya.

Jika ia melihatnya memberi kabar gembira kepadanya, maka itu berarti karena perbuatan baik yang telah dilakukan oleh orang yang hidup terhadapnya, baik berupa sedekah atasnya atau doa untuknya atau menolong keturunannya.

Namun jika ia bermimpi melihat orang yang meninggal itu bermuka masam (kecewa) kepadanya atau berpaling darinya atau terlihat marah, maka itu karena ketidaksungguhan orang yang masih hidup dalam menjalankan wasiat si mayat atau kelalaian terhadap peninggalannya.

Apabila ia bermimpi berada bersama orang-orang yang sudah mati, sedangkan ia sendiri yang masih hidup, artinya ia telah bergaul dengan suatu kaum yang agama mereka telah rusak atau mati.

Jika ia memimpikan orang yang telah mati sedang sibuk, kelelahan atau terlihat dalam keadaan buruk dan sakit, berarti orang yang meninggal itu tengah disibukkan oleh dosa yang diperbuatnya selama di dunia.

Apabila ia bermimpi melihat orang yang telah mati sedang tidur, berarti orang yang meninggal itu mendapatkan ketenangan di sana.

Jika ia mendengar suara orang yang telah mati memanggilnya namun ia tidak dapat melihatnya, itu berarti ia segera menyusulnya.

Jika ia bermimpi mengikuti orang mati memasuki suatu rumah yang tidak ia ketahui lalu ia keluar dari rumah tersebut, berarti ia hampir menemui kematian tetapi berhasil selamat dari kematian.

Jika ia bermimpi mengikuti si mayat tanpa melihat ada rumah yang akan dimasuki, berarti ia mengikuti jejak si mayat semasa hidupnya. demikian halnya jika ia membongkar kuburannya berarti ia menginguki jejaknya.

Imam Abu Hanifah berkata, “Aku bermimpi seakan-akan aku membongkar tulang belulang Nabi sallallahu ‘alaihi wasallam.” Hal itu kemudian ditanyakan kepada Muhammad bin Sirin (ulama ahli tafsir mimpi) dan ia menjawab, “Dia (Abu Hanifah) seorang yang akan menghidupkan sunnah beliau sallallahu ‘alaihi wasallam.”

Ibnu Sirin menyebutkan, barang siapa yang bermimpi melihat imam (pemimpin negeri yang adil) meninggal dunia, maka itu berarti akan terjadi bencana di negeri itu. Begitu juga sebaliknya jika ia bermimpi melihat bencana di suatu negeri maka itu menunjukkan sang pemimpin itu akan meninggal.